Jumat, 21 Oktober 2011

pengawasan

Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Controlling is the process of measuring performance and taking action to ensure desired results. Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan . The process of ensuring that actual activities conform the planned activities.

Menurut Winardi “Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan”. Sedangkan menurut Basu Swasta “Pengawasan merupakan fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang diinginkan”. Sedangkan menurut Komaruddin “Pengawasan adalah berhubungan dengan perbandingan antara pelaksana aktual rencana, dan awal Unk langkah perbaikan terhadap penyimpangan dan rencana yang berarti”.

Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.

Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan. Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.

Konsep pengawasan demikian sebenarnya menunjukkan pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen, di mana pengawasan dianggap sebagai bentuk pemeriksaan atau pengontrolan dari pihak yang lebih atas kepada pihak di bawahnya.” Dalam ilmu manajemen, pengawasan ditempatkan sebagai tahapan terakhir dari fungsi manajemen. Dari segi manajerial, pengawasan mengandung makna pula sebagai:

pengamatan atas pelaksanaan seluruh kegiatan unit organisasi yang diperiksa untuk menjamin agar seluruh pekerjaan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana dan peraturan.”

atau

suatu usaha agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, dan dengan adanya pengawasan dapat memperkecil timbulnya hambatan, sedangkan hambatan yang telah terjadi dapat segera diketahui yang kemudian dapat dilakukan tindakan perbaikannya.”

Sementara itu, dari segi hukum administrasi negara, pengawasan dimaknai sebagai

proses kegiatan yang membandingkan apa yang dijalankan, dilaksanakan, atau diselenggarakan itu dengan apa yang dikehendaki, direncanakan, atau diperintahkan.”

Hasil pengawasan ini harus dapat menunjukkan sampai di mana terdapat kecocokan dan ketidakcocokan dan menemukan penyebab ketidakcocokan yang muncul. Dalam konteks membangun manajemen pemerintahan publik yang bercirikan good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), pengawasan merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan berjalan sebagaimana mestinya. Dalam konteks ini, pengawasan menjadi sama pentingnya dengan penerapan good governance itu sendiri.

Dalam kaitannya dengan akuntabilitas publik, pengawasan merupakan salah satu cara untuk membangun dan menjaga legitimasi warga masyarakat terhadap kinerja pemerintahan dengan menciptakan suatu sistem pengawasan yang efektif, baik pengawasan intern (internal control) maupun pengawasan ekstern (external control). Di samping mendorong adanya pengawasan masyarakat (social control).

Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya penyimpangan atas rencana atau target. Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan adalah:

a. mengarahkan atau merekomendasikan perbaikan;

b. menyarankan agar ditekan adanya pemborosan;

c. mengoptimalkan pekerjaan untuk mencapai sasaran rencana.

Pada dasarnya ada beberapa jenis pengawasan yang dapat dilakukan, yaitu:

1. Pengawasan Intern dan Ekstern

Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau badan yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan.” Pengawasan dalam bentuk ini dapat dilakukan dengan cara pengawasan atasan langsung atau pengawasan melekat (built in control) atau pengawasan yang dilakukan secara rutin oleh inspektorat jenderal pada setiap kementerian dan inspektorat wilayah untuk setiap daerah yang ada di Indonesia, dengan menempatkannya di bawah pengawasan Kementerian Dalam Negeri.

Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit pengawasan yang berada di luar unit organisasi yang diawasi. Dalam hal ini di Indonesia adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang merupakan lembaga tinggi negara yang terlepas dari pengaruh kekuasaan manapun. Dalam menjalankan tugasnya, BPK tidak mengabaikan hasil laporan pemeriksaan aparat pengawasan intern pemerintah, sehingga sudah sepantasnya di antara keduanya perlu terwujud harmonisasi dalam proses pengawasan keuangan negara. Proses harmonisasi demikian tidak mengurangi independensi BPK untuk tidak memihak dan menilai secara obyektif aktivitas pemerintah.

2. Pengawasan Preventif dan Represif

Pengawasan preventif lebih dimaksudkan sebagai, “pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan sebelum kegiatan itu dilaksanakan, sehingga dapat mencegah terjadinya penyimpangan.” Lazimnya, pengawasan ini dilakukan pemerintah dengan maksud untuk menghindari adanya penyimpangan pelaksanaan keuangan negara yang akan membebankan dan merugikan negara lebih besar. Di sisi lain, pengawasan ini juga dimaksudkan agar sistem pelaksanaan anggaran dapat berjalan sebagaimana yang dikehendaki. Pengawasan preventif akan lebih bermanfaat dan bermakna jika dilakukan oleh atasan langsung, sehingga penyimpangan yang kemungkinan dilakukan akan terdeteksi lebih awal.

Di sisi lain, pengawasan represif adalah “pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan setelah kegiatan itu dilakukan.” Pengawasan model ini lazimnya dilakukan pada akhir tahun anggaran, di mana anggaran yang telah ditentukan kemudian disampaikan laporannya. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan dan pengawasannya untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyimpangan.

3. Pengawasan Aktif dan Pasif

Pengawasan dekat (aktif) dilakukan sebagai bentuk “pengawasan yang dilaksanakan di tempat kegiatan yang bersangkutan.” Hal ini berbeda dengan pengawasan jauh (pasif) yang melakukan pengawasan melalui “penelitian dan pengujian terhadap surat-surat pertanggung jawaban yang disertai dengan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran.” Di sisi lain, pengawasan berdasarkan pemeriksaan kebenaran formil menurut hak (rechmatigheid) adalah “pemeriksaan terhadap pengeluaran apakah telah sesuai dengan peraturan, tidak kadaluarsa, dan hak itu terbukti kebenarannya.” Sementara, hak berdasarkan pemeriksaan kebenaran materil mengenai maksud tujuan pengeluaran (doelmatigheid) adalah “pemeriksaan terhadap pengeluaran apakah telah memenuhi prinsip ekonomi, yaitu pengeluaran tersebut diperlukan dan beban biaya yang serendah mungkin.”

4. Pengawasan kebenaran formil menurut hak (rechtimatigheid) dan pemeriksaan kebenaran materiil mengenai maksud tujuan pengeluaran (doelmatigheid).

Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan negara, pengawasan ditujukan untuk menghindari terjadinya “korupsi, penyelewengan, dan pemborosan anggaran negara yang tertuju pada aparatur atau pegawai negeri.” Dengan dijalankannya pengawasan tersebut diharapkan pengelolaan dan pertanggung jawaban anggaran dan kebijakan negara dapat berjalan sebagaimana direncanakan.

pengorganisasian

PENGORGANISASIAN

PENGORGANISASIAN

Pengorganisasian ada 2 pengertian, yaitu;
• Sebuah organisasi adalah pola hubungan –banyak hubungan yang saling terjalin secara
simultan- yang menjadi jalan bagi orang, dengan pengarahan dari manajer, untuk mencapaisasaran bersama.
• Proses manajerial dari pengorganisasian termasuk pembuatan keputusan, penciptaan
kerangka kerja, sehingga organisasi tersebut dapat bertahan dari keadaan yang baik pada
masa kini hingga masa depan.

Teori-teori organisasi :
a. Menurut G. R Terry :
- Pengorganisasian dalam pengertian real (real sense) menunjukkan hubungan antar
manusia sebagai akibat organisasi.
- Pengorganisasian dalam pengertian abstrak menunjukkan hubungan antara unit-unit/
departemen-departemen kerja.

b. Menurut Drs. M. Manullang :
- Organisasi dalam arti dinamis adalah suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan
yang akan dilakukan, pembatasan tugas-tugas atau tanggung jawab serta wewenang dan penetapan hubungan-hubungan antara unsur-unsur organisasi, sehingga memungkinkan orang-orang dapat bekerja bersama seefektif mungkin untuk pencapaian tujuan.
- Organisasi dalam arti statis adalah setiap gabungan yang bergerak ke arah tujuan
bersama, dengan istilah populer adalah struktur organisasi atau bagan organisasi. Jadi
organisasi dalah arti dinamis disebut pengorganisasian, dalam arti statis disebut organisasi.

c. Menurut Drs. Soekarno K. :
- Organisasi sebagai alat manajemen adalah wadah, tempat manajemen, sehingga
memberikan bentuk bagi manajemen yang memungkinkan manajer dapat bergerak. Jadi,
sama dengan organisasi dalam arti statis.
- Organisasi sebagai fungsi manajemen (organisasi dalam pengertian dinamis) adalah
organisasi yang memberikan kemungkinan bagi manajemen dapat bergerak dalam batas
tertentu. Organisasi dalam arti dinamis berarti organisasi itu mengadakan pembagian
pekerjaan.

d. Menurut Koontz & O’Donnel
- Fungsi pengorganisasian manajer meliputi penentuan penggolongan kegiatan-kegiatan
yang diperlukan untuk tujuan perusahaan, pengelompokkan kegiatan tersebut ke dalam
suatu bagian yang dipimpin oleh seorang manajer,serta melimpahkan wewenang untuk
melakukannya.

e. Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian :
- Organisasi ialah suatu bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja
bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan dan dalam ikatan itu terdapat seorang atau sekelompok orang yang disebut
bawahan.

f. Menurut James D. Mooney :
- Organisasi adalah setiap bentuk perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.

g. Menurut Chester I. Barnard :
- Organisasi adalah suatu sistem kerja sama yang terkoordinasi secara sadar dan dilakukan oleh dua orang atau lebih.

h. Menurut Prof. Dr. Mr. S. Pradjudi Atmosudiro :
- Organisasi adalah struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersamasama mencapai suatu tujuan tertentu.

Aspek-aspek penting dari definisi-definisi di atas adalah :
1. Adanya kelompok orang yang bekerja sama.
2. Adanya tujuan tertentu yang akan dicapai
3. Adanya pekerjaan yang akan dikerjakan
4. Adanya penetapan dan pengelompokkan pekerjaan
5. Adanya wewenang dan tanggung jawab
6. Adanya pendelegasian wewenang
7. Adanya hubungan (relationship) satu sama lain
8. Adanya penempatan orang-orang yang akan melakukan pekerjaan
9. Adanya tata tertib yang harus ditaati.

Macam-macam organisasi :
a. Berdasarkan proses pembentukannya :
1. Organisasi formal : Organisasi yang dibentuk secara sadar dengan tujuan-tujuan tertentu,
yang diatur dengan ketentuan-ketentuan formal (misalnya : AD, ART dan peraturan tertulis).
2. Organisasi informal : Organisasi yang terbentuk tanpa disadari sepenuhnya, dengan tujuan yang juga tidak sepenuhnya disadari karena terjalin lewat hubungan-hubungan pribadi yang tidak tertulis.

b. Berdasarkan kaitannya dengan pemerintah :
1. Organisasi resmi, organisasi yang dibentuk oleh (atau ada hubungannya dengan)
pemerintah, misalnya jawatan, lembaga pemerintah, perusahaan negara, dll.
2. Organisasi tidak resmi, organisasi yang tidak ada hubungannya dengan pemerintah,
misalnya organisasi swasta.

c. Berdasarkan skala (ukuran) :
1. Organisasi besar
2. Organisasi sedang (menengah)
3. Organisasi kecil

d. Berdasarkan tujuan :
1. Public organization (organisasi pelayanan), organisasi sosial yang tujuan utamanya untuk
melayani kepentingan umum, tanpa perhitungan untung-rugi; tujuannya adalah layanan dan bukan laba. Misalnya pemerintah, yayasan, dll.
2. komersil (mendapatkan laba)dan semua tindakannya selalu bermotifkan laba (profit motive).

e. Berdasarkan organization chart (bagan organisasi) :
1. Berbentuk segitiga vertikal, pada bagan organisasi ini, manajemen puncak terdapat pada
puncak segitiga, semakin dekat ke puncak segitiga, jabatan semakin tinggi dan sebaliknya. Bagan organisasi ini semakin ke bawah semakin melebar.
2. Berbentuk segitiga horisontal dari kiri ke kanan, manajemen puncak terdapat pada sebelah kiri dan cara membacanya dari kiri ke kanan. Bagan ini melebar ke kanan, berarti posisi yang paling kanan adalah kedudukan yang paling rendah.
3. Berbentuk lingkaran (circulair), menurut bagan ini puncak manajemen terdapat pada pusat lingkaran; semakin dekat posisi jabatan ke pusat lingkaran, semakin penting fungsinya.

Struktur departemen organisasi secara formal dapat dilakukan dengan tiga cara pokok :
1. Departementasi Fungsional, organisasi menurut fungsi menyatukan semua orang yang
terlibat dalam satu aktivitas atau beberapa aktivitas berkaitan yang disebut fungsi dalam satu departemen. Seperti pemasaran atau keuangan dikelompokkan ke dalam 1 unit.
2. Departementasi divisional, departemen perusahaan besar yang berupa bisnis terpisah;
mungkin ditujukan untuk membuat dan menjual produk spesifik atau melayani pasar spesifik.
3. Organisasi proyek dan matriks, struktur sebuah organisasi yang di dalamnya setiap
karyawan melapor kepada manajer fungsional atau manajer divisi.

pengorganisasian

PENGORGANISASIAN

PENGORGANISASIAN

Pengorganisasian ada 2 pengertian, yaitu;
• Sebuah organisasi adalah pola hubungan –banyak hubungan yang saling terjalin secara
simultan- yang menjadi jalan bagi orang, dengan pengarahan dari manajer, untuk mencapaisasaran bersama.
• Proses manajerial dari pengorganisasian termasuk pembuatan keputusan, penciptaan
kerangka kerja, sehingga organisasi tersebut dapat bertahan dari keadaan yang baik pada
masa kini hingga masa depan.

Teori-teori organisasi :
a. Menurut G. R Terry :
- Pengorganisasian dalam pengertian real (real sense) menunjukkan hubungan antar
manusia sebagai akibat organisasi.
- Pengorganisasian dalam pengertian abstrak menunjukkan hubungan antara unit-unit/
departemen-departemen kerja.

b. Menurut Drs. M. Manullang :
- Organisasi dalam arti dinamis adalah suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan
yang akan dilakukan, pembatasan tugas-tugas atau tanggung jawab serta wewenang dan penetapan hubungan-hubungan antara unsur-unsur organisasi, sehingga memungkinkan orang-orang dapat bekerja bersama seefektif mungkin untuk pencapaian tujuan.
- Organisasi dalam arti statis adalah setiap gabungan yang bergerak ke arah tujuan
bersama, dengan istilah populer adalah struktur organisasi atau bagan organisasi. Jadi
organisasi dalah arti dinamis disebut pengorganisasian, dalam arti statis disebut organisasi.

c. Menurut Drs. Soekarno K. :
- Organisasi sebagai alat manajemen adalah wadah, tempat manajemen, sehingga
memberikan bentuk bagi manajemen yang memungkinkan manajer dapat bergerak. Jadi,
sama dengan organisasi dalam arti statis.
- Organisasi sebagai fungsi manajemen (organisasi dalam pengertian dinamis) adalah
organisasi yang memberikan kemungkinan bagi manajemen dapat bergerak dalam batas
tertentu. Organisasi dalam arti dinamis berarti organisasi itu mengadakan pembagian
pekerjaan.

d. Menurut Koontz & O’Donnel
- Fungsi pengorganisasian manajer meliputi penentuan penggolongan kegiatan-kegiatan
yang diperlukan untuk tujuan perusahaan, pengelompokkan kegiatan tersebut ke dalam
suatu bagian yang dipimpin oleh seorang manajer,serta melimpahkan wewenang untuk
melakukannya.

e. Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian :
- Organisasi ialah suatu bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja
bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan dan dalam ikatan itu terdapat seorang atau sekelompok orang yang disebut
bawahan.

f. Menurut James D. Mooney :
- Organisasi adalah setiap bentuk perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.

g. Menurut Chester I. Barnard :
- Organisasi adalah suatu sistem kerja sama yang terkoordinasi secara sadar dan dilakukan oleh dua orang atau lebih.

h. Menurut Prof. Dr. Mr. S. Pradjudi Atmosudiro :
- Organisasi adalah struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersamasama mencapai suatu tujuan tertentu.

Aspek-aspek penting dari definisi-definisi di atas adalah :
1. Adanya kelompok orang yang bekerja sama.
2. Adanya tujuan tertentu yang akan dicapai
3. Adanya pekerjaan yang akan dikerjakan
4. Adanya penetapan dan pengelompokkan pekerjaan
5. Adanya wewenang dan tanggung jawab
6. Adanya pendelegasian wewenang
7. Adanya hubungan (relationship) satu sama lain
8. Adanya penempatan orang-orang yang akan melakukan pekerjaan
9. Adanya tata tertib yang harus ditaati.

Macam-macam organisasi :
a. Berdasarkan proses pembentukannya :
1. Organisasi formal : Organisasi yang dibentuk secara sadar dengan tujuan-tujuan tertentu,
yang diatur dengan ketentuan-ketentuan formal (misalnya : AD, ART dan peraturan tertulis).
2. Organisasi informal : Organisasi yang terbentuk tanpa disadari sepenuhnya, dengan tujuan yang juga tidak sepenuhnya disadari karena terjalin lewat hubungan-hubungan pribadi yang tidak tertulis.

b. Berdasarkan kaitannya dengan pemerintah :
1. Organisasi resmi, organisasi yang dibentuk oleh (atau ada hubungannya dengan)
pemerintah, misalnya jawatan, lembaga pemerintah, perusahaan negara, dll.
2. Organisasi tidak resmi, organisasi yang tidak ada hubungannya dengan pemerintah,
misalnya organisasi swasta.

c. Berdasarkan skala (ukuran) :
1. Organisasi besar
2. Organisasi sedang (menengah)
3. Organisasi kecil

d. Berdasarkan tujuan :
1. Public organization (organisasi pelayanan), organisasi sosial yang tujuan utamanya untuk
melayani kepentingan umum, tanpa perhitungan untung-rugi; tujuannya adalah layanan dan bukan laba. Misalnya pemerintah, yayasan, dll.
2. komersil (mendapatkan laba)dan semua tindakannya selalu bermotifkan laba (profit motive).

e. Berdasarkan organization chart (bagan organisasi) :
1. Berbentuk segitiga vertikal, pada bagan organisasi ini, manajemen puncak terdapat pada
puncak segitiga, semakin dekat ke puncak segitiga, jabatan semakin tinggi dan sebaliknya. Bagan organisasi ini semakin ke bawah semakin melebar.
2. Berbentuk segitiga horisontal dari kiri ke kanan, manajemen puncak terdapat pada sebelah kiri dan cara membacanya dari kiri ke kanan. Bagan ini melebar ke kanan, berarti posisi yang paling kanan adalah kedudukan yang paling rendah.
3. Berbentuk lingkaran (circulair), menurut bagan ini puncak manajemen terdapat pada pusat lingkaran; semakin dekat posisi jabatan ke pusat lingkaran, semakin penting fungsinya.

Struktur departemen organisasi secara formal dapat dilakukan dengan tiga cara pokok :
1. Departementasi Fungsional, organisasi menurut fungsi menyatukan semua orang yang
terlibat dalam satu aktivitas atau beberapa aktivitas berkaitan yang disebut fungsi dalam satu departemen. Seperti pemasaran atau keuangan dikelompokkan ke dalam 1 unit.
2. Departementasi divisional, departemen perusahaan besar yang berupa bisnis terpisah;
mungkin ditujukan untuk membuat dan menjual produk spesifik atau melayani pasar spesifik.
3. Organisasi proyek dan matriks, struktur sebuah organisasi yang di dalamnya setiap
karyawan melapor kepada manajer fungsional atau manajer divisi.

LAPORAN KEUANGAN NERACA

Neraca (akuntansi)

Di dalam akuntansi keuangan, Neraca atau laporan posisi keuangan (bahasa Inggris: balance sheet atau statement of financial position) adalah bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas yang dihubungkan dengan persamaan akuntansi berikut:

Informasi yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi sumber kekayaan entitas dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan entitas tersebut dalam suatu periode akuntansi (triwulanan, caturwulanan, atau tahunan).

Contoh neraca












Contoh Neraca Perusahaan

Aktiva

Kewajiban dan Ekuitas

Kas

6.600.000,-

Kewajiban

Piutang

6.200.000,-

Notes Payable

30.000.000,-



Piutang


Total Kewajiban

30.000.000,-

Peralatan

25.000.000,-

Ekuitas


Barang Persediaan

7.000.000,-



Laba ditahan

800.000,-



total Ekuitas

7.800.000,-

Total

37.800.000,-

Total

37.800.000,-

Laporan arus kas

Laporan arus kas (Inggris: cash flow statement atau statement of cash flows) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan.

Manfaat informasi arus kas

  • Informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya.
  • Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode pelaporan.
  • Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah (termasuk likuiditas dan solvabilitas)

Laporan laba rugi (Inggris:Income Statement atau Profit and Loss Statement) adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.

Unsur-unsur laporan laporan laba rugi biasanya terdiri dari:

  • Pendapatan dari penjualan
    • Dikurangi Beban pokok penjualan
  • Laba/rugi kotor
    • Dikurangi Beban usaha
  • Laba/rugi usaha
    • Ditambah atau dikurangi Penghaslan/beban lain
  • Laba/rugi sebelum pajak
    • Dikurangi Beban pajak
  • Laba/rugi bersih

Contoh Laporan

- LAPORAN LABA RUGI -±

per 31 Desember

Pendapatan dari penjualan Rp. 99.980.000

Harga Pokok Penjualan Rp. 25.000.000

----------(-)

Laba Kotor 74.980.000

Biaya Operasional:

- Biaya Pemasaran Rp. 5.000.000

- Biaya Administrasi & Umum Rp. 1.250.000

----------(+)

6.250.000

----------(-)

Laba Usaha Rp. 68.740.000

Pendapatan Lain-lain Rp. 125.000

----------(+)

Laba sebelum Bunga dan Pajak Rp. 68.865.000

Bunga Rp. 199.000

---------- (+)

Laba sebelum Pajak Rp. 69.064.000

Pajak Rp. 1.275.000

---------- (-)

Laba Bersih Rp. 67.789.000

==========

Rabu, 12 Oktober 2011

Ruang Lingkup SIA (Sistem Informasi Akutansi)

SIA adalah sekumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Atau Suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.

SIA terdiri dari lima komponen :
1. Orang-orang
2. Prosedur-prosedur
3. Data
4. Software (perangkat lunak)
5. Infrastruktur teknologi informasi

• Kelima komponen ini secara bersama-sama memungkinkan suatu SIA memenuhi tiga fungsi pentingnya dalam organisasi, yaitu:
1 Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas dan transaksi-transaksi yang dilaksanakan oleh organisasi.
2 Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
3 Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga harta organisasi.

SIA dan Pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan melibatkan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Identifikasi maslah.
2. Memilih metode untuk memecahkan masalah.
3. Mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk melaksanakan model keputusan tersebut.
4. Menginterpretasikan keluaran model tersebut.
5. Mengevaluasi sisi positif dari tiap alternatif yang ada.
6. Memilih dan melaksanakan solusi yang dipilihnya

Keputusan dapat dikategorikan berdasarkan sebagai berikut :
– Tingkat struktur yang ada
– Atau berdasarkan lingkupnya

• Keputusan terstruktur bersifat berulang-ulang, rutin, dan dipahami dengan baik hingga dapat didelegasikan kepada pegawai di tingkat lebih rendah dalam suatu organisasi.
• Sebagai contoh, Keputusan untuk memberikan kredit ke para pelanggan lama, hanya membutuhkan pengetahuan tentang batas kredit pelanggan dan saldo saat ini. Keputusan yang terstruktur sering kali dapat diotomatisasikan.


• Keputusan semi terstruktur ditandai dengan peraturan-peraturan yang tidak lengkap untuk mengambil keputusan, dan adanya kebutuhan untuk membuat penilaian serta pertimbangan subyektif sebagai pelengkap analisis data yang formal. Sebagai contoh,Menetapkan anggaran pemasaran untuk suatu produk baru.
Ruang Lingkup Keputusan
• Berdasarkan pengaruhnya, terdapat bermacam-macam jenis ruang lingkup keputusan.
• Pengendalian Operasional berurusan dengan kinerja yang efektif dan efisien atas tugas tertentu.
• Pengendalian Manajemen berurusan dengan pemakaian yang efektif dan efisien atas sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasi.
• Perencanaan Strategis berurusan dengan penetapan tujuan organisasi dan kebijakan untuk mencapai tujuan tersebut.

SIKLUS PENCATATAN TRANSAKSI AKUTANSI :